Dr. Prashanthan Sanders dari Universitas Adelaide di Australia
mengatakan “Kelebihan berat badan memiliki dampak yang signifikan
terhadap atrium. Sebagai contoh, obesitas dapat meningkatkan peradangan
dan memperbesar penebalan dinding jantung,” tambah Sanders.
Penelitian yang dilakukan selama 19 bulan ini melibatkan 150 orang
dengan indeks massa tubuh ( BMI ) lebih besar dari 27 . Secara umum,
orang dengan BMI (rasio berat terhadap tinggi) lebih dari 25 dianggap
sudah kelebihan berat badan . Sedangkan seseorang dengan BMI lebih besar
dari 30 akan dianggap obesitas. Berdasarkan informasi dari penelitian
tersebut, seseorang akan mengalami kenaikan risiko fibrilasi atrial 4
hingga 5 persen setiap kali BMI mereka naik sebesar 1 angka.
“Obesitas telah dianggap menjadi kontributor utama dari fibrilasi atrial,” kata Sanders .
Dalam studi ini, para partisipan dibagi menjadi dua kelompok, yakni
kelompok manajemen berat badan dan kelompok saran. Kelompok manajemen
berat badan pada 8 minggu pertamanya diharuskan mengonsumsi makanan yang
sangat rendah kalori (800 – 1200 kalori perhari). Mereka juga harus
mengikuti rencana latihan tertulis dengan intensitas ringan seperti jalan kaki
atau bersepeda 3 kali dalam seminggu, 20 menit per sesi, dan secara
bertahap meningkat menjadi 45 menit. Sedangkan untuk para partisipan
lainnya (kelompok saran), hanya diberikan saran mengenai nutrisi dan
olahraga.
Partisipan yang tergabung dalam kelompok manajemen berat badan,
rata-rata mengalami penurunan berat badan hingga 14 kg, sedangkan pada
kelompok saran mengalami penurunan berat badan rata-rata sebesar 6 kg.
Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan gejala-gejala dari
fibrilasi atrial, namun kelompok manajemen berat badan lebih signifikan.
Senin, 18 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar